Monologue 4
Laki-laki dan perempuan seperti orang-orang yang mengelilingi nasi tumpeng kuning Di acara kendurian kematianmu
Mereka sungkan untuk mulai menjamah dulu
Diatas perasaan bersalah dalam haru biru suasana duka
Tetapi mereka lapar
Bagiku kau seonggok tongkol jagung yang masih hangat sayang kutinggalkan tapi tak mungkin kumakan habis
Cinta dalam hatiku adalah perasaan habis
Dan aku takut ditinggalkan karena aku lebih memilih pergi sebelum perasaan hangat itu hilang
Dan aku merasa bersalah
Laki-laki yang baik seperti sepotong sisa pancake yang sudah dingin di piring
Dan kau kelaparan
Hanya dia satu-satunya tapi tak membuatmu berselera
Seperti di kotamu tidak ada pohon mapple tumbuh dan mengecewakanku
Seperti kau yang berusaha menghentikan kekalutanku dengan diam
Laki-laki yang pintar seperti
Anak laki-laki yang merengek minta belikan kembang gula hanya karna warnanya merah muda, sumpah aku jijik
Laki-laki yang bijaksana seperti
Hakim yang bisa memutuskan mana lebih bersalah
Ibu yang menyembelih anak yanh durhaka
Atau anak durhaka yang membunuh ibunya pelan-pelan dengan jadi anak durhaka
Laki-laki yang kumaksudkan seperti laki-laki berkulit pucat yang pendiam dan mengucapkan sepatah patah lata setiap kutanya, "Kau akan baik-baik saja.", katanya.
0 komentar: