Kamu Pemuda "SSBSSS" ? Jangan Pesimis, Kamu Juga Nasionalis! (Part 1, 1-2)
Tahun 2012 dan 2013 adalah tahun keemasan bagi saya, setelah 3 tahun berkutat dengan
teori-teori ilmu Sosiologi di kampus, saya bosan. Kemudian mencoba mencari
kegiatan lain diluar Kukerta (Kuliah Kerja Bercinta ... *ROTFL). Berawal dari mengikuti
seleksi Pertukaran Pemuda Indonesia-Kanada Pada Tahun 2011 walaupun sampai dua
kali seleksi menelan kenyataan pahit bahwa saya tidak masuk standar layak untuk
dikirmkan ke Negara Daun Maple tersebut sebagai perwakilan Pemuda Indonesia
tetapi semangat saya semakin terbakar. Tahun ke tahun yang saya habiskan dengan
berkumpul bersama beberapa pemuda yang Out of The Box menyadarkan saya mengenai
apa yang saya telah lakukan untuk negeri ini dan apa yang menginspirasi hidup
saya untuk melanjutkan hidup di masa depan serta apa yang telah menjadi beban
tanggung jawab saya selama bernafas di Tanah Air Indonesia.
Kebudayaan,
Intelejensi dan Attitude adalah modal dasar pemuda Indonesia untuk memberi citra
kepada Bangsanya, menunjukkan ke muka dunia bahwa Indonesia memiliki
bibit-bibit unggul yang akan menjadi harapan cerah bagi Bangsa Indonesia ke
depannya. Dengan mengikuti seleksi pertukaran pemuda ini, saya yang hanya
berlatar belakang sebagai seorang pemuda yang tidak pernah mengenyam ilmu
organnisasi maupun mengikuti kegiatan kumpul-kumpul pemuda (ini maksudnya
kegiatan sosial lho, bukan kongkow biasa.red) semakin mengerti bahwa ternyata
ada banyak pemuda-pemuda potensial di setiap pelosok negeri ini. Mereka yang
datangnya dari pulau-pulau terjauh dengan Ibukota Provinsi mau datang ke Kota
untuk menempun pendidikan kuliah, tetapi juga aktif dengan ormas kepemudaan
seperti KAMMI, HMI, PERMATA dll. Melakukan kegiatan sosial tanggap bencana,
perang dan kemiskinan. Berdiri di lampu-lampu merah pada siang hari yang terik
sambil menengadahkan kardus-kardus untuk mengumpulkan pundi-pundi uang yang
akan disumbangkan ke masyarakat yang membutuhkan. Ada juga yang reaktif dengan
segala aktifitas pemerintah, turun ke jalan-jalan memprotes kebijakan
pemerintah maupun ketiad adilan yang sedang terjadi di bangsa ini. Ada juga
pemuda yang aktif menjadi delegasi duta-duta wisata dan menjadi duta lainnya
dengan misi presentasi kebudayaan Indonesia di seluruh Indonesia dan luar
negeri.
Pemuda-pemuda
ini yang saya temui ketika saya mengikuti kegiatan kepemudaan selama dua tahun
belakangan. Mereka luar biasa, saya pikir. Dan ketika saya mengenal mereka
lebih dalam, ya saya benar! Bahkan ada yang berlatar belakang keluarga orang
kaya tapi siapa sangka ia pernah merantau ke Pulau Jawa hanya bermodal nekad
untuk kuliah (dan itupun kuliahnya sampai semester akhir karena sangking
keasyikkan jalan-jalan hahaha...) pernah mengelilingi pulau Jawa, menjelajahi
gunung dan lautan, jika pertama berjumpa dengan abang saya ini anda tidak akan
menyangka mengenai pengalaman hidupnya yang luar biasa. Dan beliau adalah
seorang dosen sekarang! Tapi masih aktif dengan kegiatan kepemudaan, menjadi
alumni sekaligus senior saya di Kapal Pemuda Nusantara. Tidak hanya beliau, ada
juga alumni dan juga senior saya masih dari program kepemudaan yang sama.
Pengalaman hidupnya mungkin lebih berat dari saya, ia berasal dari tanah
serambi Mekkah merantau ke Pulau Batam kuliah dengan hasil keringat sendiri tetapi
tetap aktif di organisasi bahkan sampai menjadi delegasi untuk Kedutaan
Indonesia di Texas, negara bagian Amerika Serikat dengan misi memperkenalkan
kebudayaan Indonesia kepada bule-bule disana. Bukan hanya pemuda saja, cerita
tentang para pemudi yang saya kenal ini juga bisa menginspirasi kamu. Saya
mengenalnya setahun lalu lewat program yang sama, anak perempuan yang super
aktif ini memang luar biasa. Sudah malang melintang kesana sini dengan program
kepemudaan yang segudang diikutinya, pakaiannya sederhana, sopan dan
berkerudung. Senyum selalu terkembang ketika ia bertemu dengan siapapun.
Mahasiswa yang aktif di salah satu Perguruan tinggi di Prov Lampung ini
memiliki segudang prestasi, menjuarai kompetensi pidato se-provinsi.
Jalan-jalan keliling Pulau Jawa sambil menyepi di sebuah desa di Jawa Timur
untuk belajar Bahasa Inggris. Siapa sangka sekarang sedang ada di Jepang untuk
mengikuti Jenesys 2014 di Perfektur Chiba. Kemudian ada cerita juga mengenai
pemudi dari Aceh, beliau ini kakak kesayangan saya. Kami mengembangkan gagasan
untuk mendirikan sebuah organisasi social pemuda peduli masyarakat perbatasan,
Nagekeo Care Island. Bekerja sebagai pegawai honor di lingkungan Pemko Aceh
tetapi tidak mau mengangkat dagu dengan masalah social di lingkungannya. Jujur,
saya takjub. Bahkan selama perjuangan awal kami mendirikan organisasi beliaulah
orang yang paling aktif dalam mencari bantuan dana untuk melancarkan kegiatan
perdana organisasi kami. Sudah menginspirasi kamu?
Pemuda Pelopor
yang sebenarnya, mendengar cerita mengenai perjuangan mereka hingga sampai pada
tahap sekarang saya berkata kepada diri saya, saya adalah permulaan. Sampailah
kepada titik itu atau lampauilah!
Lalu kemudian
saya merenung, jika saya mengikuti kegiatan ini. Mondar mandir kesana sini,
saya tidak akan mampu untuk melakukannya. Jujur saya tidak bisa membagi waktu
dengan semua hal itu. Bahkan setelah kepergian ayah, saya menjadi lebih
bertanggung jawab dengan kesejahteraan keluarga. Menjadi anak pertama
mengharuskan saya melanjutkan pekerjaan ayah untuk mencari uang menghidupi ibu
saya yang sudah mulai merenta. Saya sadar diri, saya tidak bisa selamanya
melakukan kegiatan-kegiatan tersebut (meskipun menyenangkan bagi saya
melakukannya.red) karena ada tanggung jawab lainnya yang tidak bisa saya
hindari.
semangattt saynggg adikk bebebbb kuhhh kamu pasti bisa..
ReplyDeletei believe you can do it