Perubahan Iklim Perubahan Kebiasaan
Oleh : Etna Khairullah
Latar Belakang
Perubahan iklim adalah perubahan
yang begitu terasa dan terus menerus terjadi dari waktu ke waktu dalam
pembagian iklim semenjak beberapa abad yang lalu. Terjadinya perubahan iklim
dengan perubahan cuaca yang tak menentu atau cuaca yang terus menerus berubah
secara drastic. Contohnya, suatu ketika hujan sangat lebat kemudian menjadi
panas terik. Perubahan iklim disebabkan oleh factor-faktir seperti siklus air
di lautan, perbedaan hasil radiasi terhadap sinar matahari, lempeng tektonik
dan gunung meletus, dan perilaku manusia terhadap lingkungan sekitarnya. Semua
itu menimbulkan perubahan iklim yang juga disebut dengan Global Warming atau pemanasan global yang juga mempengaruhi
keberlangsungan hidup manusia.
Para ilmuwan yang memahami tentang
iklim masa yang telah berlalu dan ilim yang akan datang menggunakan penelitian
dan berbagai teori. Perubahan suhu di kutub, es yang meleleh, jumlah fauna dan
flora, proses pergeseran lempeng, dan analisis kebumian lainnya serta
pengamatan level air laut dari masa ke masa.
Gas karbondioksida dikeluarkan oleh
kendaraan-kendaraan bermotor. Pada tahun 2006, kendaraan bermotor menyumbang 23
persen keluaran gas karbondioksida di dunia, dan penambahan substansi secara
berkala di setiap Negara. Menurut bagian lingkungan hidup di Negara-negara
berkembang menghadapi beberapa masalah tak terkecuali masalah-masalah mengenai
perubahan iklim ini. Salah satunya pengembangan infrastruktur dalam mengurangi
keluaran gas yang dihasilkan kendaraan bermotor.
Cuaca ekstrem
mendominasi berita utama pada tahun 2010 dan awal tahun 2011 bersamaan dengan
berita banjir yang terjadi hampir diseluruh bagian Negara, bahkan di Indonesia.
Bencana alam banjir adalah salah satu yang paling memprihatinkan. Bagaimanapun,
Komposisi kimiawi dari atmosfer sedang mengalami perubahan sejalan dengan
penambahan gas rumah kaca – terutama karbon dioksida, metan dan asam nitrat.
Kasiat menyaring panas dari gas tersebut tidak berfungsi. Energi dari matahari
memacu cuaca dan iklim bumi serta memanasi permukaan bumi; sebaliknya bumi
mengembalikan energi tersebut ke angkasa. Gas rumah kaca pada atomsfer (uap
air, karbon dioksida dan gas lainnya) menyaring sejumlah energi yang
dipancarkan, menahan panas seperti rumah kaca. Tanpa efek rumah kaca natural
ini maka suhu akan lebih rendah dari yang ada sekarang dan kehidupan seperti
yang ada sekarang tidak mungkin ada. Jadi gas rumah kaca menyebabkan suhu udara
di permukaan bumi menjadi lebih nyaman sekitar
0°F/15°C. Tetapi permasalahan akan muncul ketika terjadi konsentrai gas
rumah kaca pada atmosfer bertambah. Sejak awal revolusi industri, konsentrasi
karbon dioksida pada atmosfer bertambah mendekati 30%, konsetrasi metan lebih
dari dua kali, konsentrasi asam nitrat bertambah 15%.
Penambahan tersebut
telah meningkatkan kemampuan menjaring panas pada atmosfer bumi. Mengapa
konsentrasi gas rumah kaca bertambah? Para ilmuwan umumnya percaya bahwa
pembakaran bahan bakar fosil dan kegiatan manusia lainnya merupakan penyebab
utama dari bertambahnya konsentrasi karbon dioksida dan gas rumah kaca.
Masalah
Naiknya
frekuensi cuaca/iklim ekstreem telah meningkatkan bencana alam yang meluas
mulai dari kekeringan, banjir, tanah longsor dan naiknya kejadian badai/putting
beliung. Dampak perubahan iklim antara lain:
1.
Meningkatkanya permukaan air laut
2.
Perubahan pola hujan
3.
Mewabahnya banyak penyakit
4.
Penurunan kualitas lahan dan hasil
pertanian
5.
Perubahan tata guna dan fungsi hutan
6.
Berkurangnya kuantitas dan kualitas air
bersih
7.
Kawasan pesisir mengecil dan berubah
fungsi
8.
Kepunahan
spesies tertentu dan ekosistem
Pembahasan
Suhu rata-rata global pada permukaan
Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ±
0.32 °F) selama
seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global
sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya
konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan
dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik,
termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat
beberapa ilmuwan yang tidak
setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC
tersebut.(Wikipedia.org)
Pola musim mulai tidak
beraturan sejak 1991 yang mengganggu swasembada pangan nasional hingga kini
tergantung import pangan, Musim kemarau cenderung kering dengan trend hujan
makin turun salah satu dampak kebakaran lahan dan hutan sering terjadi dan
berlanjut dengan pencemaran asap. Muka air danau khususnya danau Toba makin
susut dan mungkin danau/waduk lain di Indonesia, Konsentrasi es di Puncak
Jayawija Papua semakin berkurang,
Munculnya kondisi cuaca
ekstrim yang sering yang menimbulkan bencana banjir bandang dan tanah longsor
dalam beberapa tahun terakhir, selain itu juga banyak korban jiwa diakibatkan
oleh cuaca yang ekstrem. Beberapa orang mengalami gangguan pernapasan. Kasus
ini tercatat disejumlah Negara seperti Jepang, Australia dan Amerika.
Kota yang dulunya sejuk
kini menjadi hangat (Urban Heat Island), meskipiun kebanyakan Negara-negara
empat musim memiliki suhu yang relative sedang pada saat musim terppanas
sekalipun tetapi dampak dari perubahan iklim benar-benar dirasakan mengganggu
kenyaman. Apalagi di Negara-negara tropis yang mayorityas kawasannya bercurah
hujan rendah dengan suhu bumi yang meningkat semakin terasa begitu panas
mempengaruhi suhu tubuh setiap orang.
Mulai giatnya banjir
pasang (rob) yang cenderung meluas yang terjadi. Di Indonesia salah satunya, wilayah
Jakarta bagian utara benar-benar menunjukkan perbedaan signifikan. Wilayah
tersebut dulunya adalah sebuah kampong pesisir tetapi sekarang daerah tersebut
terendam air laut apabila air laut naik sedikit. Di pulau Bintan juga demikian,
sekarang di beberapa tempat air laut naik hingga ke daerah rumah-rumah warga
dan menyebabkan banjir.
Maraknya badai lokal
atau putting beliung yang meluas di kawasan yang sebelumnya belum atau jarang
terjadi. Munculnya gejala alam global El Nino dengan konsekuensi dampak pada fluktuasi/variabilitas
iklim global dengan adanya kekeringan yang berkepanjangan dan banjir di tempat
lainnya (kontribusi pada krisis ekonomi dunia 1998 ? Menurut survey UNICEF,
FAO, ADPC, dsb.nya)
Suhu perkotaan kian
naik (urban heat island) sebagai indikator lanjutan dampak pemanasan dan
perubahan lingkungan, di kota-kota besar di setiap negara pertumbuhan
gedung-gedung dan segala fasilitas serta kegiatan industry banyak yang
mengabaikan keberadaan lingkungan. Lingkungan kota yang cenderung gersang
ditambah dengan emisigas berlebihan menimbulkan efek rumah kaca di sekitar
kota.
Pola Cuaca dan Iklim
yang tidak beraturan akan mengganggu pada pembangunan sarana dan prasarana
transportasi serta daya tahan infra struktur (jalan mudah berlubang, rel kereta
api bengkok, percepatan korosi, dsb), hal ini akan menyulitkan pemerintah dalam
membuat program pembangunan dan lebih memboros financial dalam perawatan
infrastuktur umum.
Kekeringan
yang panjang berlanjut dengan dampak kebakaran dan pencemaran asap yang
menggangu jarak penglihatan mendatar, Maraknya kejadian badai lokal (putting
beliung) akan mengganggu sarana transportasi darat, laut dan udara, Seiring
naiknya cuaca ekstreem berupa hujan lebat yang menimbulkan banjir, banjir
bandang dan tanah longsor peluang terganggunya jembatan dan jalan untuk
transportasi darat, Frekuensi gangguan angin kencang/badai baik angin barat dan
angin timur yang silih berganti berpeluang mengganggu lalu lintas perhubungan
laut dan penyeberangan antar pulau, Naiknya paras air laut akan menggangu
operasional pelabuhan laut dan gangguan jalan raya, Gangguan lainnya seperti
gangguan ketidak nyamanan (comfortable) akibat kondisi cuaca/iklim yang tidak
beraturan serta munculnya epidemic penyakit.
Hampir
seratus tahun belakangan ini konsumsi energy yang ada di Negara maju meningkat
secara drastic dan hampir 70 persen konsumsi energy tersebut berasal dari bahan
bakar fosil. Banyak ketimpangan pengekploitasian wilayah sumber daya energy
sementara pemanfaatan energy tanpa batas seperti energy matahari angin, air dan
biogas belum menjadi alternative sumber daya alam yang banyak diminati. Padahal
energy fosil menghasilkan emisi gas yang sangat berbahaya di bumi,
kendaraan-kendaraan bermotor mengeluarkan molukel gas yang terlepas di udara.
Gas tersebut menghambat sinar inframerah yang sampai dibumi untuk dipantulkan
kembali ke luar angkasa. Dengan begitu panas matahari tertahan dibumi dan
menyebabkan perubahan cuaca dan iklim yang sangat signifikan serta beberapa
bahaya seperti bencana alam yang telah disebutkan sebelumnya.
Dengan populasi
penduduk dunia saat ini yang mencapai 6.056.528,577 jiwa dan melakukan berbagai
macam aktifitas yang tentunya menghasilkan efek samping bagi bumi. Selain
aktifitas kendaraan bermotor, penggundulanhutan yang dilakukan menyebabkan bumi
kekurangan bantuan dalam mentralisasi gas buangan yang dilepaskan di uadara.
Seperti yang kita semua tahu bahwa hutan merupakan komponen yang sangat penting
untuk membantu menyerap gas karbondioksida. Selain itu dengan keberadaan hutan,
radiasi matahari langsung ke permukaan bumi dapat dihindari sebagian.
Penggundulan hutan yang
mengurangi penyerapan karbon oleh pohon, menyebabkan emisi karbon bertambah
sebesar 20%, dan mengubah iklim mikro lokal dan siklus hidrologis, sehingga
mempengaruhi kesuburan tanah. Pencegahan perubahan iklim yang merusak
membutuhkan tindakan nyata untuk menstabilkan tingkat gas rumah kaca sekarang
di udara sesegera mungkin; dengan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 50%,
demikian Panel Inter Pemerintah. Jika tidak melakukan apa-apa maka hal-hal
berikut akan membawa dampak yang merusak.
Pada KTT Asean tahun
2011 lalu yang bertempat di Pulau Bali Indonesia, dibahas banyak hal mengenai
perubahan iklim salah satunya. Setiap Negara anggota ASEAN berkomitmen
meminimalisir keterlibatan Negara mereka dalam menyumbang penyebab perubahan
iklim. Bahkan mereka juga menyiapkan rencana penanganan-penangan terhadap
bencana alam yang disebabkan oleh perubahan iklim.
KTT ASEAN memang
benar-benar proaktif memerangi segala bentuk aktifitas yang yang dapat
meningktkan suhu di permukaan bumi. Selain itu juga pelestarian dan pengawasan
terhadap lingkungan seperti pembalakan dan penggundulan hutan juga bagian dari
larangan didalam kampanye.
United Nations
Enviroment Programme juga mengkampanyekan program 30 cara menanggulangi dan
mengurangi dampak pemanasan global. Kampanye ini dilakukan di setiap
Negara-negara dengan wakil-wakil mereka. Sekjen UNEP, Achim Steiner menjelaskan
bahwa program pengawasan dan penanggulangan terhadap dampak perubahan
lingkungan mesti hatrus tetap berjalan secara berkesinambungan.
UNEP menggalakkan 30
cara mengatasi perubahan iklim antara lain dengan mengehmat energy dan
penggunaan sumber energy alternative, seperti energy matahari. Program
pariwisata berbasis pengetahuan terhadap pelestarian lingkungan, penanaman
investasi untuk penghijauan masa depan, program penanaman pohon didaerah lahan
kritis di beberapa Negara, bangunan-bangunan ramah lingkungan dan hemat energy
dan sebagainya.
Bukan hanya organisasi
internasional saja yang dapat melakukan aksi pencegahan terhadap pemnasan
global ini. Teapi kita, lingkungan kita serta orang-orang disekitar kita juga
dapat melakukannya. Kita dapat memulai dengan melakukan kebiasaan-kebiasan
kecil seprti menghemat energy dan menjaga lingkungan.
Penyelesaian Masalah dan
Saran
Kondisi alam yang mulai
tidak bersahabat dengan kita ini secara langsung mempengaruhi kehidupan kita.
Oleh karena itu inilah saat bagi kita, penghuni planet Bumi untuk sedikit
membantu meringankan pekerjaan bumi mengatasi masalah-masalah ini.
Banyak
cara yang dapat kita lakukan antara lain :
Ø Daur
Ulang/menggunakan kembali:
Memperhatikan
kebiasaan konsumen, dan membeli atau menggunakan barang-barang yang
tidak dipaket.
Mencari merk yang memperhatikan lingkungan dan sabun-sabun dan agenagen
pembersih.
Mendaur ulang
segala yang dapat didaur ulang: plastik, kupasan buah segar dan sayur
mayur, kertas
dan kardus, gelas dan kaleng.
Mulailah
dengan membuat kompos. Tambahkan cacing dan juga daun-daun, ranting-ranting
dan kotoran dari
kebun dan kompos itu akan menjadi pupuk alam untuk tanah.
Mendorong
industri kerajinan untuk menjalankan tanggungjawab bagi daur ulang bahanbahan
sisa dan
alat-alat elektro seperti tv dan komputer.
Ø Mengurangi
Hemat dalam
menggunakan air
Mengurangi
pembakaran barang-barang yang tidak dapat didaur ulang
Mengurangi
emisi CFC dan emisi pengganti CFC dengan tidak menggunakan aerosol dan
menggunakan
energi efisien.
Mengurangi
penggunakan listrik dengan menggunakan lampu hemat energi.
Ø Mengingatkan
Pemerintah
setempat akan komitmen mereka untuk mendaur ulang dan mengurangi
pemborosan serta
mempertahankan hukum daur ulang dan pemborosan agar tetap relevan.
Mendorong
pengusaha setempat agar mengurangi produk-produk paket.
Mengingatkan
otoritas setempat untuk memelihara listrik dan menggunakannya dalam
system yang
efisien.
Mengingatkan
pemerintah akan komitmen mereka pada deklarasi dan protokol-protokol
demi lingkungan
hidup
Mengingatkan
siapa saja agar hidup sederhana di bumi ini dan mengingatkan agar selalu
menggunakan dan mendaur
ulang barang yang digunakan.
KESIMPULAN
Indikasi Pemanasan dan
Perubahan Iklim Bumi secara global telah memberi dampak pada kondisi
cuaca/iklim. Dalam penerapan langkah mitigasi dan adaptasi sangat mutlak
diperlukan landasan pengetahuan tentang iklim bumi secara menyeluruh dan
mendasar.
Emisi gas menyebabkan
efek rumah kaca yang menghalangi sinar matahari untuk dipantulkan kembali.
Sinar matahari tertahan dan menyebabkan suhu permukaan bumi meningkat. Kita
tinggal di permukaan bumi, secara langsung aktifitas rumah kaca ini empengaruhi
kehidupan kita.
Kegiatan-kegiatan
manusia secara langsung mempengaruhi lingkungan sekitar mereka. Perubahan iklim
dan cuaca mempengaruhi kesehatan manusia. Selain itu banyak bencana terjadi di
daerah-daerah seperti banjir dan kebakaran hutan. Hal ini tentu juga
menyulitkan kita.
Program-program yang
dicanangkan oleh organisasi dunia setingkat PBB dan ASEAN serta UNEP adalah
berkampanye di setiap Negara-negara di dunia. Bahkan proaktif merealisasikan
program-program penghematan energy dan penggunaan teknologi yang ramah
lingkungan.
0 komentar: