Sikap Kritis Pemuda Terhadap Masa Depan Bangsa
Oleh : Etna Khairullah
Sejarah kiprah pemuda itu sendiri sudah lahir sejak jaman dulu, dari
lahirnya organisasi pemuda Budi utomo sampai reformasi diwarnai oleh kiprah
pemuda, tidah hanya bangsa ini, perjuangan bangsa dunia pun diwarnai oleh
kiprah para pemuda.
Jumlah penduduk
usia produktif pada tahun 2010 ialah sebesar 237,6
juta jiwa dari jumlah seluruh penduduk Indonesia.
Penduduk usia produktif berada di rasio usia 15 hingga 30 tahun. Dapat
dikatakan bahwa70% dari keseluruhan jumlah pendudukadalah pemuda. Apabila mereka dapat dikelola
dengan baik maka akan mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah dan
peningkatan daya saing secara keseluruhan. Sebaliknya, jika tidak dapat
dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai permasalahan.
Untuk
membangun pemuda diperlukan pelayanan kepemudaan dalam dimensi pembangunan di
segala bidang bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945. Kebijakan pelayanan dan peran
aktif pemuda dalam membangun dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara, selain
itu juga diarahkan nuntuk menumbuhkan patriotisme, dinamika, budaya prestasi,
dan semangat profesionalitas dalam rangka mencapai pemuda yang maju, yaitu
pemuda yang berkarakter, berkapasitas dan berdaya saing.
Belakangan ini kebanyakan pemuda Indonesia
bersikap apatis terhadap pembangunan bangsa. Mereka lebih menyibukkan diri
dalam urusan pribadi dan hal-hal sepele lainnya. Bahkan beberapa ikut terbawa
arus globalisasi yang telak memudarkan sifat nasionalisme didalam diri pemuda.
Tentu kita ingat bagaimana proses kemerdekaan
bangsa ini terjadi. Sejak awal perjuangan dan pergerakan dalam usaha
memerdekakan Negara Kesatuan Republik Indoenesia, para pemudalah yang berperan.
Organisasi Budi Oetomo, Djoung Djava, Poetra Soematera dan lain-lain adalah
organisasi kepemudaan daerah yang didirikan oleh pemuda-pemuda yang tanggap dan
peduli terhadap masa depan bangsanya.
Walaupun pada dasarnya organisasi tersebut
bersifat kedaerahan tetapi semangat nasionalisme timbul setelahnya. Para pemuda
menyatukan tujuan dalam sebuah ikrar “Sumpah Pemuda. Dalam ikrar ini mereka
menyatakan mereka bersatu dari segala penjuru dansuku bangsa dalam tujuan yang
sama mewujudkan tanah air yang satu tanah Indonesia.
“Berikan
padaku sepuluh pemuda, maka aku akan mengguncang dunia”
Ucapan bung karno tersebut terdengar tidak
main-main. Bagaimana sedikit pemuda dengan pemikiran dan tindakan kritis dan
mempengaruhi dunia yang besar. Jika sebuah tirani runtuh, pemerintahan yang
timpang digulingkan, ketidak adilan ada didunia ini dipertanyakan, itulah yang
pemuda lakukan.
Pemuda dituntut harus memiliki jiwa nasionalisme dan
patriotisme yang tinggi terhadap bangsa dan negara Indonesia karena pada saat
ini Bangsa Indonesia sedang menghadapi tantangan yang cukup besar yaitu ancaman
terorisme dan konflik dengan negara tetangga oleh sebab itu di butuhkan pemuda
yang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi guna menjaga kedaulatan NKRI. Persoalan
kedaulatan ini bukan semata-mata tanggung jawab dari TNI/Polri saja, akan
tetapi merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai generasi penerus
bangsa.
Tetapi tentunya sikap kritis tersebut juga
beradab dan dapat dipertanggungjawabkan. Seperti sebuah contoh kasus belakangan
ini kunjungan anggota Dewan Perwakilan Rakyat ke Jerman mendapat penolakan dari
mahasiswa Indonesia yang bersekolah disana. Penolakan ini berdasarkan alasan
yang jelas. Mereka menilai bahwa selama ini para wakil rakyat tersebut terlalu
banyak ‘bermain-main’ dan tidak serius dalam bekerja. Perwakilan pelajar di
Jerman tersebut merasa sangat kecewa terhadap kinerja para wakil rakyat yang
tidak sebanding dengan anggaran yang dihabiskan untuk membiayai tunjangan dan
biaya operasional mereka.
Sikap
protes tersebut tidak mereka laukan dengan berdemo sambil mengusung
poster-poster dan berkoar-koar. Melainkan menyampaikan dengan cara intelektual
tetapi mengena pada sasaran.
Memang rasanya tidak adil ketika rtakyat
Indonesia sedang menghadapi krisis ekonomi. Para wakil rakyat tersebut
melakukan rapat untuk menaikkan biaya pembelian bahan bakar dan listrik.
Kemudian pergi melakukan studi banding ke Negara lain. Sementara biaya yang
dipakai hingga milyaran adalah uang miliki Negara. Uang Negara yang
diperuntukkan untuk rakyat.
Kemudian kita menilik sejarah pemerintahan
tahun 1998 dimana pada saat itu juga terjadi demo besar-besaran yang dilakukan
oleh mahasiswa. Presiden Soeharto yang menjabat pada saat itu hingga
mengundurkan diri demi memenuhi tuntutan para mahasiswa. Padea saat itu juga
tengah terjadi krisis di segala bidang. Harga pangan yang naik, ketidak
percayaan terhadap pemerintah dan menuntut kesejahteraan bagi rakyat Indonesia.
Demo besar-besaran tersebut sempat menelan korban jiwa. Nyawa beberapa pemuda
menjadi korban. Bukan hanya di Jakarta saja, tapi di Bandung, Surabaya,
Sumatera dan beberapa daerah didalam negeri. Tetapi demo ini menghasilkan
perubahan terhadap segi pemerintahan. Semenjak saat itu system pemerintahan
Negara Indonesia berubah lebih transparan dan terbuka. Rakyat dapat mengetahui
kinerja pemerintah dan melakukan pengawasan dan kritik.
Mahasiwa
adalah pemuda harapan bangsa. Mahasiswa masih memiliki pemikiran yang murni.
Mereka belum dimasuki oleh kepentingan-kepentingan lain. Jadi atas dasar sikap
nasionalisme lah mereka melakukan tindakan-tindakan tersebut.
Bukan hanya mahasiswa, pemuda juga termasuk
Warga Negara Indonesia yang lainnya. Selama mereka masih memiliki pikiran yang
cemerlang, fisik yang kuat untuk membela bangsa. Maka mereka layak disebut pemuda.
Kita juga adalah pemuda. Belajar dan meraih
ilmu dibidang pendidikan serta mendapatkan berbagai prestasi yang membanggakan
juga bagian dari perjuangan untuk mencintai Negara kita. Melestarikan
kebudayaan dan mempelajari pengetahuan-pengetahuan social politik hukum ekonomi
dan kesejahteraan rakyat juga bagian dari perjuangan kita.
Menjadi
pemuda yang berguna bagi agama nusa dan bangsa adalah menjadi pribadi yang
baik. Tidak mengganggu kesejahteraan dan keamanan masyarakat. Berperan di dalam
masyarakat. Melakukan pengabdian di tengah masyarakat dan berlaku sesuai nilai
dan norma yang berlaku.
0 komentar: