Sikap Kritis Pemuda Terhadap Masa Depan Bangsa

7:31 PM LovelyBunny001 0 Comments


Oleh : Etna Khairullah

Sejarah kiprah pemuda itu sendiri sudah lahir sejak jaman dulu, dari lahirnya organisasi pemuda Budi utomo sampai reformasi diwarnai oleh kiprah pemuda, tidah hanya bangsa ini, perjuangan bangsa dunia pun diwarnai oleh kiprah para pemuda.
 
Jumlah penduduk usia produktif pada tahun 2010 ialah sebesar 237,6 juta jiwa dari jumlah seluruh penduduk Indonesia. Penduduk usia produktif berada di rasio usia 15 hingga 30 tahun. Dapat dikatakan bahwa70% dari keseluruhan jumlah pendudukadalah pemuda.  Apabila mereka dapat dikelola dengan baik maka akan mampu memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah dan peningkatan daya saing secara keseluruhan. Sebaliknya, jika tidak dapat dikelola dengan baik akan menimbulkan berbagai permasalahan.

Untuk membangun pemuda diperlukan pelayanan kepemudaan dalam dimensi pembangunan di segala bidang bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945. Kebijakan pelayanan dan peran aktif pemuda dalam membangun dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara, selain itu juga diarahkan nuntuk menumbuhkan patriotisme, dinamika, budaya prestasi, dan semangat profesionalitas dalam rangka mencapai pemuda yang maju, yaitu pemuda yang berkarakter, berkapasitas dan berdaya saing.
Belakangan ini kebanyakan pemuda Indonesia bersikap apatis terhadap pembangunan bangsa. Mereka lebih menyibukkan diri dalam urusan pribadi dan hal-hal sepele lainnya. Bahkan beberapa ikut terbawa arus globalisasi yang telak memudarkan sifat nasionalisme didalam diri pemuda.
Tentu kita ingat bagaimana proses kemerdekaan bangsa ini terjadi. Sejak awal perjuangan dan pergerakan dalam usaha memerdekakan Negara Kesatuan Republik Indoenesia, para pemudalah yang berperan. Organisasi Budi Oetomo, Djoung Djava, Poetra Soematera dan lain-lain adalah organisasi kepemudaan daerah yang didirikan oleh pemuda-pemuda yang tanggap dan peduli terhadap masa depan bangsanya.

Walaupun pada dasarnya organisasi tersebut bersifat kedaerahan tetapi semangat nasionalisme timbul setelahnya. Para pemuda menyatukan tujuan dalam sebuah ikrar “Sumpah Pemuda. Dalam ikrar ini mereka menyatakan mereka bersatu dari segala penjuru dansuku bangsa dalam tujuan yang sama mewujudkan tanah air yang satu tanah Indonesia.
“Berikan padaku sepuluh pemuda, maka aku akan mengguncang dunia”
Ucapan bung karno tersebut terdengar tidak main-main. Bagaimana sedikit pemuda dengan pemikiran dan tindakan kritis dan mempengaruhi dunia yang besar. Jika sebuah tirani runtuh, pemerintahan yang timpang digulingkan, ketidak adilan ada didunia ini dipertanyakan, itulah yang pemuda lakukan.
Pemuda dituntut harus memiliki jiwa nasionalisme dan patriotisme yang tinggi terhadap bangsa dan negara Indonesia karena pada saat ini Bangsa Indonesia sedang menghadapi tantangan yang cukup besar yaitu ancaman terorisme dan konflik dengan negara tetangga oleh sebab itu di butuhkan pemuda yang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi guna menjaga kedaulatan NKRI. Persoalan kedaulatan ini bukan semata-mata tanggung jawab dari TNI/Polri saja, akan tetapi merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai generasi penerus bangsa.  
Tetapi tentunya sikap kritis tersebut juga beradab dan dapat dipertanggungjawabkan. Seperti sebuah contoh kasus belakangan ini kunjungan anggota Dewan Perwakilan Rakyat ke Jerman mendapat penolakan dari mahasiswa Indonesia yang bersekolah disana. Penolakan ini berdasarkan alasan yang jelas. Mereka menilai bahwa selama ini para wakil rakyat tersebut terlalu banyak ‘bermain-main’ dan tidak serius dalam bekerja. Perwakilan pelajar di Jerman tersebut merasa sangat kecewa terhadap kinerja para wakil rakyat yang tidak sebanding dengan anggaran yang dihabiskan untuk membiayai tunjangan dan biaya operasional mereka.
Sikap protes tersebut tidak mereka laukan dengan berdemo sambil mengusung poster-poster dan berkoar-koar. Melainkan menyampaikan dengan cara intelektual tetapi mengena pada sasaran.
Memang rasanya tidak adil ketika rtakyat Indonesia sedang menghadapi krisis ekonomi. Para wakil rakyat tersebut melakukan rapat untuk menaikkan biaya pembelian bahan bakar dan listrik. Kemudian pergi melakukan studi banding ke Negara lain. Sementara biaya yang dipakai hingga milyaran adalah uang miliki Negara. Uang Negara yang diperuntukkan untuk rakyat.
Kemudian kita menilik sejarah pemerintahan tahun 1998 dimana pada saat itu juga terjadi demo besar-besaran yang dilakukan oleh mahasiswa. Presiden Soeharto yang menjabat pada saat itu hingga mengundurkan diri demi memenuhi tuntutan para mahasiswa. Padea saat itu juga tengah terjadi krisis di segala bidang. Harga pangan yang naik, ketidak percayaan terhadap pemerintah dan menuntut kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Demo besar-besaran tersebut sempat menelan korban jiwa. Nyawa beberapa pemuda menjadi korban. Bukan hanya di Jakarta saja, tapi di Bandung, Surabaya, Sumatera dan beberapa daerah didalam negeri. Tetapi demo ini menghasilkan perubahan terhadap segi pemerintahan. Semenjak saat itu system pemerintahan Negara Indonesia berubah lebih transparan dan terbuka. Rakyat dapat mengetahui kinerja pemerintah dan melakukan pengawasan dan kritik.
Mahasiwa adalah pemuda harapan bangsa. Mahasiswa masih memiliki pemikiran yang murni. Mereka belum dimasuki oleh kepentingan-kepentingan lain. Jadi atas dasar sikap nasionalisme lah mereka melakukan tindakan-tindakan tersebut.
Bukan hanya mahasiswa, pemuda juga termasuk Warga Negara Indonesia yang lainnya. Selama mereka masih memiliki pikiran yang cemerlang, fisik yang kuat untuk membela bangsa. Maka mereka layak disebut pemuda.
Kita juga adalah pemuda. Belajar dan meraih ilmu dibidang pendidikan serta mendapatkan berbagai prestasi yang membanggakan juga bagian dari perjuangan untuk mencintai Negara kita. Melestarikan kebudayaan dan mempelajari pengetahuan-pengetahuan social politik hukum ekonomi dan kesejahteraan rakyat juga bagian dari perjuangan kita.
Menjadi pemuda yang berguna bagi agama nusa dan bangsa adalah menjadi pribadi yang baik. Tidak mengganggu kesejahteraan dan keamanan masyarakat. Berperan di dalam masyarakat. Melakukan pengabdian di tengah masyarakat dan berlaku sesuai nilai dan norma yang berlaku.
 
                               

You Might Also Like

0 komentar: