Anak-anak Cermin Perilaku Disekitarnya

9:47 AM LovelyBunny001 0 Comments

Oleh : Etna Khairullah


Ini sangat aneh ketika meminta seorang anak untuk jujur kepada kita tentang perbuatannya yang tidak kita setujui. 'Bilang! Kenapa Nanda mengambil pensil Mila? Kenapa Yoyo berbohong kepada ibu? Kenapa tidak mau ikut berbaris?'

Anak-anak merefleksikan perilaku orang-orang disekitarnya kedalam dirinya. Mereka menjadikan diri mereka sebagai media yang akan menyimpan semua perilaku yang mereka tangkap dari kejadian disekitarnya. Anda membentak mereka ketika marah, mereka akan berteriak ketika apa yang mereka inginkan tidak terpenuhi. Anda memaksa mereka memakai baju yang tidak mereka sukai, mendandani mereka dengan perhiasan-perhiasan yang membuat mereka tidak nyaman. Anak-anak akan melakukan hal sama pada orang lain ketika mereka dewasa. Anda tidak pernah memberi pujian dan selalu menghina kekurangannya. Ketika ia tumbuh akan menjadi anak yang tidak percaya diri dan takut untuk berhadapan dengan orang lain. Jika mereka memiliki kelebihan akan mudah bersikap tinggi hati dan tidak mau menerima pendapat orang lain.

Beberapa perilaku orang dewasa sekitarnya mempengaruhi bagaimana sikap mereka tercipta dan berkembang.

1. Mengabaikan pendapat

'Ibu memakai baju yang ketat sekali'
'Kenapa ayah tidak mengatakan pada ibu kalau kita yang memecahkan pot bunganya?'
'Hey tuan, orang itu memerlukan bantuanmu. Dia terus melambaikan tangan padamu'
Kelihatannya hanya seperti ocehan anak kecil yang biasa. Bahkan terkadang kita mengabaikan karena menganggap mereka cerewet dan tidak tahu apa-apa. Hal ini tidak kita sadari padahal mereka mengatakannya dengan bersungguh-sungguh.

2. Tidak Disiplin

Anda pulang kerumah dengan kecapekan, melempar tas ke sofa. Menbiarkan sepatu tergeletak dilantai dan pergi mengambil makanan tanpa mencuci tangan. Anak-anak akan mulai menerima itu sebagai suatu hal normal untuk dilakukan, jika anda melakukan berulang-ulang besok dia akan melempar sepatu dan makan sebelum mencuci tangan.

4. Memberi hukuman yang tidak tegas

Mungkin beberapa orang tua masih menerapkan hukuman fisik kepada anaknya, tetapi juga mengomeli mereka. Hukuman fisik ataupun omelan tidak akan memberikan efek jera pada anak. Kekerasan dan tekanan yang anda berikan melalui teriakan akan mengisolasi anak. Jika mereka malas mengerjakan PR hari ini, biarkan untuk yang pertama dan terakhir kalinya. Perlihatkan pada anak bagaimana akibat jika ia tidak mengerjakan PR, sampaikan nilai hikmah dari kejadian itu. 'Nah, kamu tidak ingin seperti itu lagi kan? Ayo sekarang kerjakan PR mu!'

4. Malas memuji

Anak memperlihatkan gambar pemandangannya dengan gunung berwarna ungu, pohon dipinggirnya berdiri lebih tinggi dari ukuran gunung dan gambar sungai yang meliuk-liuk. Atau ia menggambar ayah dan ibunya dengan bentuk muka yang aneh. Atau membuat sebuah kerajinan kertas bertuliskan 'Aku Sayang Ibu' dengan menggunting-gunting kertas. Tetapi ketika anda melihatnya anda malah mengatakan; 'Tidak ada pohon yang lebih tinggi dari gunung', 'Memangnya ayah dan ibu sejelek itu?', 'Kau membuat rumah berantakan lagi! Cepat bersihkan!' Anak akan terkejut dengan reaksi yang anda berikan, mereka pikir pendapat dan pujian orang tua sangat mereka butuhkan. Orang tua yang paling mereka percayai dan membuat mereka nyaman. Jika gambar anak jelek dan mereka hanya membuat rumah berantakan dengan membuat kerajinan tangan yang sepele. Itu adalah imajinasi mereka, itu adalah hal kecil yang dapat mereka lakukan agar mendapatkan perhatian anda. Maka pujilah ia dengan usaha-usahanya. 'Terima kadih itu sangat cantik, ibu menyukainya'

5. Memberikan panggilan aneh

'Hei kurus!'
'Hei si hitam!'
'Hei si pendek!'
'Hei pemalas!'

Panggilan terhadap anak adalah ungkapan perasaan anda terhadap mereka. Panggilan yang anda berikan, anak akan berpikir bahwa itulah diri mereka yang sebenarnya. Kenapa anda tidak menggantinya dengan;

'Hai si kecil imut!'
'Hai hitam manisku!'
'Hai sayangku yang suka tidur'

Si kecil akan tumbuh besar, tentu anda menginginkan ia menjadi pribadi yang baik. Jadi bantulah ia, berikanlah contoh yang baik agar dapat ia tiru.

You Might Also Like

0 komentar: