Erik Rush, Pria Rasis Yang Menyalahkan Muslim Atas Serangan Bom Boston

3:06 AM LovelyBunny001 0 Comments

'Orang-orang Muslim biadab. Bunuh semua muslim!', dengan lantang ia menyebutkannya seolah tanpa beban.


Erik Rush diwawancarai oleh Chanel Fox America untuk dimintai keterangan mengenai serangan bom di Boston. Ia begitu saja mengarahkan tudingan kepada muslim mengenai hal tersebut. Kontan seluruh warga dunia maya mengecam perkataannya. Bahkan bukan hanya orang-orang beragama muslim saja, tetapi banyak orang-orang yang mengaku kristen, yahudi bahkan atheis mengatakan bahwa Erik hanya memperkeruh suasana.

Ditengah kesedihan warga Boston, ia malah menebarkan isu sarkastik dengan menjelek-jelekkan nama Islam. Di akun twitternya sendiri saya melihat Erik menghujat dengan perkataan yang tidak bermoral seperti: 'And they're foul-mouthed Islamist apologists, too... I wonder if there's a correlation.' Tidak tampak sedikitpun penyesalan padanya dan ia membalas semua protes yang ditujukan kepadanya dengan makian juga.

Apakah Erik Rush tidak pernah tau bahwa hampir setiap hari ribuan nyawa tidak berdosa terbunuh dalam misi 'penuntasan terorisme' oleh Amerika Serikat, Israel dan sekutunya di negara-negara Timur Tengah setiap harinya? Apakah ia tidak pernah membaca bahwa Muslim memanggil masyarakat dunia untuk menghentikan perang tanpa melalui jalan kekerasan? Apakah ia tidak memiliki seorang teman muslim dan pernah mendapatkan perlakuan buruk dari seorang muslim? Jika ia pernah, seorang Erik Rush yang bekerja sebagai seorang jurnalis seharusnya mengetahui bagaimana dunia muslim yang sesungguhnya.

Jika seorang muslim membunuh, mencuri atau menganiaya orang lain, ia hanya seorang individu yang memiliki satu identitas seorang muslim. Itu tidak berarti bahwa semua muslim adalah pembunuh, pencuri dan penganiaya. Islam bukan sebuah komunitas yang terdiri dari orang-orang yang berpikiran dan berperilaku sama. Erika Rush harus mengetahui, Islam adalah sebuah agama. Sungguh sangat disayangkan, pekerjaannya membutuhkan intelektulitas yang tinggi tetapi pemikirannya sangat jauh dari akademisi seorang jurnalis.


You Might Also Like

0 komentar: