93 Million Miles (part 3)

12:54 AM LovelyBunny001 0 Comments


Get Adobe Flash player
Photo Gallery by QuickGallery.com
Meskipun padat kegiatan selama di kapal, tetapi kewajiban utama sebagai seorang umat untuk selalu mengingat tuhannya wajib untuk dilaksanakan. Itulah pesan terpenting yang kami dapatkan dari seluruh Pembina kami selama mengikuti kegiatan LNRPB/KPN ini. Agama yang berbeda tidak menjadi penghalang untuk menjalankan ibadah. Kepada yang beragama Islam selalu dilaksanakan shalat 5 waktu di geladak heli dan kepada yang non muslim melakukan ibadat di ruangan tertentu dan hal ini tidak menjadi pengganggu bagi pelaksanaan ibadah agama lainnya, malah justru setiap peserta saling mengingatkan waktu untuk beribadah.
Kesehatan psikis diawali harus dengan diimbangi kesehatan fisik. Setiap pagi sebelum matahari terbit para peserta LNRPB/KPN berkumpul di heli deck untuk melakukan olahraga pagi. Setiap pagi olahraga dilakukan bersama-sama dengan kakak-kakak panitia dan pendamping. Didalam pelaksanaan waktu olahraga juga diterapkan pentingnya disiplin waktu sehingga kepada peserta yang datang tidak tepat waktu akan mendapat hukuman menjadi instruktur olahraga.
Pentingnya mengenal kebudayaan Nusantara menjadi modal pemuda Indonesia untuk saling mengenal kebudayaan masing-masing peserta. Setiap malam semua peserta perwakilan propinsi, instansi dan lembaga mengadakan pertunjukkan seni bersama sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Peserta perwakilan Provinsi Kepulauan Riau menampilkan tarian kreasi melayu Zapin Muda Mudi dan Tabal Gempita. Kami mendapatkan dua kali kesempatan untuk dapat memperkenalkan kebudayaan dan tarian dari Provinsi Kepulauan Riau. Untuk penampilan kebudayaan yang kedua begitu berkesan karena kami tampil di Taman Nostalgia Kota Kupang yang merupakan tempat berdirinya Tugu Gong Perdamaian Nusantara. Salah satu pelopor dibangunnya Gong Perdamaian Nusanatara di Kota Kupang adalah ayah angkat saya, Bapak Daniel D Hurek.Singgah di berbagai rute pelayaran, selain melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan program LNRPB/KPN para peserta juga diberikan waktu luang untuk mengenal dan mengunjungi tempat-tempat wisata budaya dan pusat-pusat pariwisata yang terkenal didaerah yang sedang dikunjungi. Ketika tiba di Pulau Bali, setelah melakukan audiensi dengan Gubernur Bali, kami mengunjungi Museum Diorama Perjuangan Rakyat Bali yang berlokasi tepat di depan Kantor Gubernur Bali.
Museum ini berbentuk bangunan unik yang indah, mirip seperti candi tempat untuk peribadatan umat Hindu. Didalamnya terdapat diorama-diorama yang menggambarkan perjuangan rakyat Bali pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Patung-patung yang memeragakan perlawanan rakyat Bali di masing-masing daerah dibuat serupa mungkin dengan kejadian sebenarnya. Di menara paling atas terdapat sebuah ruang teropong yang dapat digunakan untuk melihat pemandangan di seluruh Kota Denpasar dari atas. Pada saat kami mengunjungi tempat ini banyak turis mancanegara juga yang sedang berkunjung dan mereka bertanya tentang kegiatan yang sedang kami lakukan. Suatu kehormatan dapat menjelaskan kepada mereka bahwa tahun ini Indonesia menjadi pusat International Event yang melibatkan pemudanya untuk mempromosikan daerah.
Ketika di Kota Kupang, peserta LNRPB/KPN sempat mengunjungi museum Kota Kupang dan melihat berbagai artefak bersejarah yang disimpan di museum sejak jaman purbakala. Terdapat alat-alat memasak, alat menenun/menjahit, mata uang jaman dahulu dan rangka seekor ikan paus yang pernah tertangkap oleh masyarakat. Disana juga tersimpan berbagai senjata perang yang digunakan oleh rakyat Kupang mulai dari yang tradisional hingga senjata api rakitan.
Meskipun dua kali singgah di Kota Labuhan Bajo, tetapi kami tidak banyak mengunjungi tempat-tempat wisata disana. Selain kegiatan yang padat, Labuhan Bajo adalah pusat dari pariwisata sendiri. Ketika menginjakkan kaki ke kota, diluar kawasan adalah area pariwisata yang penuh pusat perbelanjaan pernak-pernik khas untuk souvenir dan jika ingin pergi ke objek wisata alam akan memakan waktu hampir seharian untuk kesana.Bakti social yang dilakukan oleh peserta dan panitia LNRPB/KPN selama kegiatan berlangsung di dua tempat yaitu Kupang dan Labuhan Bajo. Di Kupang diadakan ketika seluruh peserta melakukan homestay dengan membagikan alat kebersihan dan alat-alat belajar mengajar kepada sekolah di sekitar tempat homestay di tiga kelurahan yang dijadikan sebagai tempat homestay peserta. Kemudian ketika di Labuhan Bajo juga diberikan sumbangan kepada anak-anak sekolah yang ada di sekitar Kota Labuhan Bajo.
Acara Sail Komodo 2013 merupakan event internasional yang melibatkan berbagai kementerian dan lembaga serta banyak Negara-negara maju guna meningkatkan potensi wisata, khususnya wisata bahari di daerah-daerah terpencil di Indonesia. Nusa Tenggara Timur adalah salah satu destinasi wisata dunia dengan Taman Nasional Komodo sebagai warisan The New Seventh Wonder of The World yang ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 2002.
Oleh karena itu, program LNRPB/KPN sebagai salah satu penunjang dan pendorong promosi wisata ini juga ikut terlibat dalam acara puncak dari serangkaian acara Sail Komodo 2013. Peserta LNRPB/KPN diikut sertakan dalam momentum ini. Dengan dibuka langsung oleh Bapak Presiden republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan disiarkan langsung oleh beberapa stasiun televisi swasta, acara berlangsung dengan sangat meriah. Dibuka dengan berbagai tarian khas Nusa Tenggara Timor dan sebuah tarian kreasi yang berjudul tarian ora. Ora dalam bahasa flores sendiri berarti komodo. Orang NTT percaya bahwa komodo merupakan saudara kembar manusia pada jaman dahulu yang telah dikutuk karena banyak berbuat kejahatan kepada saudaranya, manusia.

Instagram

You Might Also Like

0 komentar: