Empedokles, Filsuf Italia Yang Menyerahkan Jiwa Ke Gunung Berapi Etna
Bidibimbidipaparampappa…halo
readers, kali ini saya mau posting
tentang skandal hubungan yang terjalin antara seorang filsuf terkenal dari
Italy dengan seorang Nona Manis bernama Etna (Lha?! Kok saya sih…) Hehhehe…(CUT!)
(Kamera,
Rolling, Action!) >> Rewind. Kali ini saya akan membahas tentang arti
nama Etna yang disandang oleh seorang gadis manis kelahiran 10 September ini.
Belum ada yang tau kan apa sih arti nama yang diberikan oleh kedua orang tua
saya ini. Pasti pengen tau donk, ya kan? ya kan? ya kan? ya deehhh…kalo ga
ngapain baca?!
Etna,
bukan nama yang sangat Indonesia. Sangat asing, aneh dan ga mengandung makna
religius sama sekali (hmh, pantesan!) Bahkan diluar negeri nama ini umumnya
dipakai oleh anak laki-laki. Tapi kalo readers ntar punya kesempatan buat
jalan-jalan ke Benua Eropa, sempatin ke negara Italia ya, disana ada sebuah
pulau yang namanya Pulau Sisilia. Di pulau tersebut, di kota Catania terdapat
sebuah Gunung Berapi yang masih dan akan terus aktif karena selalu mengeluarkan
semburan-semburan magma. Tau gak? tau gak? Apa nama gunungnya? Yap! Gunung
tersebutlah yang menjadi asal muasal nama saya, Etna Khairullah.
Nah,
trus apa hubungan antara Gunung Etna (yang menjadi cikal bakal nama saya)
dengan seorang filsuf terkenal dari Italy? Siapa dia dan gimana jalan hidupnya
serta apa aja sih teori yang udah berhasil dia kembangkan dalam kegunaannya di
bidang ilmu filosofi itu sendiri? Dan, di ujung perjalanan hidupnya yang luar
biasa nyeleneh itu, readers bakalan nemuin nama saya disana.
Penasara? Begini ceritanya….
![]() |
(Just Some Random of Old Private Photos Documents) |
Empedokles
lahir di Agrigentum, pulau Sisilia pada abad ke-5 SM (495-435 SM).
Ia berasal dari golongan bangsawan. Empedokles dipengaruhi oleh aliran religius
yang disebut orfisme dan juga kaum phythagorean. berdasarkan keterangan
dari Aristoteles ia meninggal pada usia 60 tahun dengan menceburkan diri ke
kawah gunung Etna.
Empedokles
adalah seorang filsuf dari mazhab pluralisme. Menurutnya terdapat empat prinsip
dasar dalam kehidupan yang mengatur alam semesta yang dikenal dengan istilah anasir(stoikela). Kemudian prinsip
tersebut diadopsi oleh Plato dan muridnya Aristoteles. Air, tanah, api dan
udara adalah komponen-komponen alam yang saling berlawanan. Anasir memiliki
kuantitas yang sama, tidak berubah dan tidak dapat bercampur melainkan dengan
komposisi yang pas.
Kemudian ada dua prinsip-prinsip
yang mengatur perubahan-perubahan didalam alam semesta, kedua prinsip tersebut
berlawanan satu sama lain. Cinta(philotes)
dan benci(neikos) tidak dapat saling
terhubung. Cinta berfungsi sebagai penggabung anasir-anasir sedangkan benci
berfungsi sebagai pencerainya. Keduanya dilukiskan sebagai cairan halus yang
meresapi semua benda lain.
Kejadian
menyatu dan bercerai ini dibagi menjadi empat dimensi waktu yang terus
berputar-putar:
1. zaman pertama
Cinta dominan dan mngeuasai
segala-galanya, alam semesta dibayangkan sebagai sebuah bola dimana anasir
tercampur dengan sempurna dan benci dikesampingkan ke ujung.
2. zaman kedua
Benci mulai masuk untuk menceraikan
anasir-anasir. sebagian alam semesta dikuasai oleh anasir dan sebagaian lainnya
oleh benci. contohnya kematian.
3. zaman ketiga
Apabila perceraian anasir selesai,
benci menjadi dominan dan menguasai segala-galanya.
4. zaman keempat
Cinta masuk kembali hingga timbul situasi yang sejajar dengan saman kedua. Apabila cinta menjadi dominan maka zaman pertama akan dimulai kembali.
Cinta masuk kembali hingga timbul situasi yang sejajar dengan saman kedua. Apabila cinta menjadi dominan maka zaman pertama akan dimulai kembali.
Empedokles
yang pertama kali menemukan bahwa darah sebagai wujud dari campuran paling
sempurna keempat anasir adalah bagian yang terpenting dalam tubuh manusia,
terutama darah paling murni yang mengelilingi jantung. Pemikirannya memberi
pengaruh di dalam bidang biologi dan ilmu kedokteran selanjutnya.
“Penyucian” atau Purification salah satu karyanya berbicara tentang perpindahan
jiwa sebagai cara untuk menyucikan diri.
Daimon(semacam dewa) adalah istilah
yang digunakan oleh Empedokles , dan ia memperkenalkan dirinya sendiri sebagai
wujud daimon yang jatuh karena berdosa dan dihukum untuk menjalani sejumlah
perpindahan jiwa selama tiga kali sepuluh ribu musim. Jiwa-jiwa itu berpindah
kepada tumbuhan dan ikan-ikan lalu kepada burung-burung dan juga manusia.
Jikalau jiwa sudah disucikan, antara lain dengan berpantang makan daging hewan
, maka ia dapat memeperoleh status daimon kembali. Inilah yang menjadi penyebab
Empedokles menceburkan dirinya sendiri ke kawah gunung berapi Etna di Catania
untuk membuktikan kepada pengikutnya bahwa ia adalah benar seorang dewa yang
diturunkan ke bumi. Tetapi teori tersebut tetap tidak terbukti karena ia tak
pernah kembali lagi semenjak menghilang di kawan gunung berapi tersebut. Hal
itu membuat sejumlah pengikut Empedokles kecewa karena harus menelan kenyataan
bahwa orang yang selama ini mereka percayai adalah orang yang bodoh. Termasuk
Aristoteles yang sengaja datang jauh-jauh dari Athena untuk berguru padanya.
Nah, udah pada mahfum kan gimana ceritanya? Jadi,. saya lah yang secara teknis
mengakhiri nyawa si filsuf Italia yang terkenal ini dengan cara yang tragis,
huahahaha(tertawa jahat diatas bukit). Eh, enggak ding! Sebenernya Kakek Dokles
sendiri lho yang berniat nyeburin dirinya sendiri ke kawah Gunung Saya (Gunung
yang pake nama saya maksudnya, jangan mikir macem-macem ya!). Meskipun di akhir
masa hidupnya Dokles bertindak di luar akan pikiran normal, tapi teori dan
karya-karya besar yang dihasilkannya sangat memepengaruhi bidang keilmuan masa
kini. Seperti ilmu kedokteran, kejiwaan(psikologi) ilmu tentang masyarakat
(sosiologi) dan ilmu ekonomi serta ilmu agama (teologi).
0 komentar: