Pemikiran Pra-ego masyarakat Islam Modern Indonesia

7:58 PM LovelyBunny001 0 Comments


Ada materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dulu yang sangat jelas masih saya ingat sampai sekarang. Setelah sepeninggalnya Rasulullah Saw dan selesainya masa kepemimpinan Khulafaur Rasyidin, Bani Umayyah dst adalah pemegang amanat kepemimpinan umat Islam. Lalu kenapa umat Islam bisa sampai berpencar (bukan terpisah) menjadi sedemikian rupa hingga seperti sekarang? Bani Umayyah tak berlangsung lama hingga akhirnya kesatuan umat Islam pada saat itu sangat kacau balau dikarenakan fitnah yang berhebus didalam kepemimpinan dan persaudaraan sesama pemimpin Islam. Karena peperangan saudara sesama muslim tidak bisa dielakkan meskipun semua memiliki pemikiran untuk mencari yang terbaik bagi ummat dan meyakini Allah meridhoi cara kepemimpinannya. Selain daripada itu, ada banyak pemikiran-pemikiran yang mulai berkembang dan tidak semua umat atau sesama pemimpin memahami hal tsb dan mengakibatkan waspada meningkat untuk lebih mempercayai kepemimpinan lainnya. 1438 Hijriah, Umat Islam melebur didalam modernitas (ilmu dan teknologi yang berkembang melalui pemikiran ilmuwan islam dan non-islam merenovasi setiap titik-titik dunia lama) dengan segala pencapaian, cara kepemimpinan yang baru dan masalah ummat yang tiada hentinya. Semua tetap meyakini Allah dzat yang akan menuntun kita kepada hal kebaikan dan kita akan selalu memerangi keburukan di sisi lainnya. Islam, bukan hanya sekedar Indonesia.

Islam bukan hanya sekedar perdebatan sengit Jonru dan Akbar Faisal mengenai siapa yang paling benar dan siapa yang telah memutar balikkan kebenaran sambil keduanya yakin dan menyebut-nyebut nama Allah. Islam adalah tentang pemikiran dan pendalaman berpikir untuk mencapai kedamaian tentang kenapa Allah Dzat yang paling Agung menjadikannya agama yang Haq. Tentang bagaimana kita menyampaikan bahwa agama yang kita yakini adalah kebenaran dan pembawa kebaikan. Tentang bagaimana kita melakukan banyak hal yang membawa pencerahan kepada ummat lainnya. Pemimpin adalah manusia. Manusia yang dapat melakukan banyak kesalahan. Apakah kita merindui Rasulullah? Beliau tentunya akan sangat sedih melihat wajah kita hari ini, saya. Seharusnya lah kita kembali kepada Allah dan merenungi, akan jadi muslim apakah kita dalam hampir 15 abad kejayaannya. Saling berseteru dan menganggap pemahaman diri yang paling benarkah? Atau mengkaji dan mencari pemahaman sudah sejauh mana kita pergi meninggalkan landasan?

"Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

You Might Also Like

0 komentar: