Pemikiran Pra-ego masyarakat Islam Modern Indonesia
Ada materi pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam dulu yang sangat jelas masih saya ingat sampai sekarang. Setelah
sepeninggalnya Rasulullah Saw dan selesainya masa kepemimpinan Khulafaur
Rasyidin, Bani Umayyah dst adalah pemegang amanat kepemimpinan umat
Islam. Lalu kenapa umat Islam bisa sampai berpencar (bukan terpisah)
menjadi sedemikian rupa hingga seperti sekarang? Bani Umayyah tak
berlangsung lama hingga akhirnya kesatuan umat Islam pada saat itu
sangat kacau balau dikarenakan fitnah
yang berhebus didalam kepemimpinan dan persaudaraan sesama pemimpin
Islam. Karena peperangan saudara sesama muslim tidak bisa dielakkan
meskipun semua memiliki pemikiran untuk mencari yang terbaik bagi ummat
dan meyakini Allah meridhoi cara kepemimpinannya. Selain daripada itu,
ada banyak pemikiran-pemikiran yang mulai berkembang dan tidak semua
umat atau sesama pemimpin memahami hal tsb dan mengakibatkan waspada
meningkat untuk lebih mempercayai kepemimpinan lainnya. 1438 Hijriah,
Umat Islam melebur didalam modernitas (ilmu dan teknologi yang
berkembang melalui pemikiran ilmuwan islam dan non-islam merenovasi
setiap titik-titik dunia lama) dengan segala pencapaian, cara
kepemimpinan yang baru dan masalah ummat yang tiada hentinya. Semua
tetap meyakini Allah dzat yang akan menuntun kita kepada hal kebaikan
dan kita akan selalu memerangi keburukan di sisi lainnya. Islam, bukan
hanya sekedar Indonesia.
Islam bukan hanya sekedar perdebatan sengit
Jonru dan Akbar Faisal mengenai siapa yang paling benar dan siapa yang
telah memutar balikkan kebenaran sambil keduanya yakin dan
menyebut-nyebut nama Allah. Islam adalah tentang pemikiran dan
pendalaman berpikir untuk mencapai kedamaian tentang kenapa Allah Dzat
yang paling Agung menjadikannya agama yang Haq. Tentang bagaimana kita
menyampaikan bahwa agama yang kita yakini adalah kebenaran dan pembawa
kebaikan. Tentang bagaimana kita melakukan banyak hal yang membawa
pencerahan kepada ummat lainnya. Pemimpin adalah manusia. Manusia yang
dapat melakukan banyak kesalahan. Apakah kita merindui Rasulullah?
Beliau tentunya akan sangat sedih melihat wajah kita hari ini, saya.
Seharusnya lah kita kembali kepada Allah dan merenungi, akan jadi muslim
apakah kita dalam hampir 15 abad kejayaannya. Saling berseteru dan
menganggap pemahaman diri yang paling benarkah? Atau mengkaji dan
mencari pemahaman sudah sejauh mana kita pergi meninggalkan landasan?
"Dan (ingatlah) tatkala Tuhan engkau berkata kepada Malaikat : Sesungguhnya Aku hendak menjadikan di bumi seorang khalifah. Berkata mereka : Apakah Engkau hendak menjadikan padanya orang yang merusak di dalam nya dan menumpahkan darah, padahal kami bertasbih dengan memuji Engkau dan memuliakan Engkau ? Dia berkata : Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
0 komentar: