Nikmati Keindahannya, Lestarikan Keragaman Hayatinya

10:22 AM LovelyBunny001 0 Comments

Instagram

oleh: Ettna S Khairullah
Siapa yang tak kenal keindahan alam Indonesia? Seluruh pulau besar ataupun kecil di Indonesia adalah surga destinasi bagi para pelancong yang ingin menikmati keindahan alam. Bali, pulau dewata yang paling tersohor hingga ke belahan dunia manapun. Tidak ada pantai yang tidak biru, tidak ada desa yang tidak menenangkan dan tidak ada danau yang tidak hijau di Bali. Dewasa ini, Papua Barat juga sudah mulai dilirik dengan pesona laut dan terumbu karang di Raja Ampat dan Pulau Bawah di Kabupaten Anambas, Kepulauan Riau. Kemudian Kepulauan Derawan di Kalimantan Timur dan Karimun Jawa di Provinsi Jawa Tengah yang juga tidak mau kalah keindahan biota lautnya yang dapat membuat hasrat para pecinta olahraga air seperti diving dan snorkeling ingin segera menyelami dan bersentuhan langsung dengan biota lautnya. Bagaimana dengan keindahan alam di daratan? Negeri yang dulunya disebut-sebut orang sebagai negeri agraris ini memiliki bentangan pegunungan dan penampakan gunung yang sangat indah disertai dengan luasnya hutan tropis yang terhampar dan beraneka satwa yang menghuni ekosistemnya. Bahkan tidak perlu menggunakan jasa perjalanan wisata, anda dapat berkumpul bersama teman-teman untuk melakukan touring dan hiking menikmati keindahan alam ini secara gratis.
Tetapi pernahkah anda berpikir ketika menikmati keindahan alam tersebut, ada sejumlah besar fauna yang sedang terancam keberlangsungan hidupnya akibat pengrusakan hutan dan perburuan satwa-satwa liar oleh orang-orang tidak bertanggung jawab yang ingin mengambil keuntungan dari kekayaan alam di Indonesia ini? Perburuan fauna di habibat alam darat dan lautan secara langsung mengancam kelestarian aneka hayati yang menjadi penunjang utama keindahan alam daratan dan lautan di Indonesia. Data WWF Internasional menurut living planet Tahun 2003, Indonesia memiliki daftar jumlah spesies terbanyak yang akan mengalami kepunahan. Termasuk didalamnya spesies harimau jawa dan sumatera. Sementara dari keseluruhan luas lautan di Indonesia yang mencapai 7,9 juta km atau sekitar 81% dari luas keseluruhan wilauah Indonesia. Masalah pelestarian terumbu karang dan perburuan serta eksploitasi terhadap habitat hewan laut masih menjadi permasalahan.
Indonesia adalah negara yang dengan sangat tegas dalam menanggapi permasalahan yang berkaitan dengan perusakan lingkungan. Dalam UU tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem No 5 Tahun 1990 tertulis jelas hukuman pidana bagi pelaku perburuan satwa liar. Sementara kenyataannya masij banyak ditemukan kasus-kasus perburuan satwa di alam bebas tempat habitat aslinya berasal.
Belum lepas dari ingatan kita baru-baru di temukan sejumlah besar hewan kukang yang akan diselundupkan ke luar negeri di Kalimantan, begitu juga dengan penganiayaan yang dilakukan terhadap orang utan bahkan hingga di konsumsi dagingnya. Selain itu juga populasi Lutung Jawa, hewan sejenis kera berwarna hitam yang hanya terdapat di Pulau Jawa terancam kepunahan. Kemudian kasus perburuan spesies penyu hijau (Chleonia Mydas) di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. Penggunaan jaring pukat oleh kapal-kapal besar san masyarakat sekitar Pulau Sangalaki dan Pulau Semama tidak hanya mengakibatkan penurunan drastis jumlah ikan yang ada di perairannya tetapi juga ikut merusak terumbu karang yang ada dibawah perairan laut tersebut. Sementara di Tosiaje plastron/bagian dada dari penyu hijau memiliki nilai jual per-ekor mencapai Rp 3-5 juta. Dan sekitar 25 kilogram/bulan yang berhasil di tangkap hanya dari Tosiaje. Di Provinsi Gorontalo, spesies kima diburu dengan harganya yang mencapai Rp 280ribu/kilogram. Perburuan kima mengakibatkan kerusakan terumbu karang karena ekosistem kima adalah batu-batu karang dimana merupakan tempat tinggalnya dan kima melekat erat di bebatuan karang agar mencegahnya dari terseret gelombang dan arus laut.
Kemudian perusakan laut dalam tujuan untuk penelitian, wisata dan penggunaan bahan baku farmasi dan kosmetik juga masih ternyata. Banyak dilakukan riset-riset terhadap kelautan Indonesia oleh peneliti-peneliti yang datang dari luar negeri tetapi ketika pulang ke negara asalnya mereka membawa beberapa spesies langka yang seharusnya tidak boleh dijauhkan dari habitatnya untuk tujuan kepentingan riset. Di Kepulauan Tomini dan Kabupaten Bone Sulawesi Tenggara yang merupakan salah satu wilayah perairan yang sering dijadikan tempat pengkajian ilmiah hewan dan biota lautnya. Perburuan terumbu karang sebagai bahan penunjang kimia farmasi dan kosmetik juga dialami oleh Provinsi Bangka Belitung dan Provinsi Kepulauan Riau. Nelayan Vietnam yang membawa kapal-kapal mereka melintasi laut Cina Selatan hingga ke perairan Kabupaten Natuna dan sampai ke Belitung.
Sangat ironi rasanya, menikmati keindahan alam Indonesia yang luar biasa ini tetapi terjadi perburuan terhadap hayatinya di belakang mata kita dan kita tidak mengetahui serta berbuat apa-apa karena semua itu telah terlanjur terjadi. Pentingnya pengawasan sejak dini dan penetapan sanksi terhadap pelaku perburuan satwa liar dan perusak ekosistem. Dengan mengadakan aksi-aksi sosial untuk menjaga kelestarian lingkungan juga perlu dilakukan. Aksi nyata ini penting dengan memulihkan kembali ekosistem yang telah terlanjur rusak. Seperti contoh, aksi penangkaran penyu dan konservasi terumbu karang oleh pihak pemerintah maupun lembaga peduli lingkungan seperti yayasan WWF Indonesia. Aksi-aksi sosial ini akan lebih berhasil pelaksanaannya juga apabila masyarakat sekitar dapat diikut sertakan dalam kegiatan peduli lingkungan tersebut. Oleh karena itu, marilah kita melakukan pengawasan dan penanganan serius terhadap aksi yang tidak bertanggung jawab ini. Akan sangat disayangkan apabila keseimbangan alam terganggu apabila habitat penghuni laut dan daratan Indonesia telah punah karena perburuan liar yang terus menerus terjadi. Bagaimana kita manusia, tidak dapat terlepas dari alam. Kita mengambil manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung. Keindahan hayati ini juga memiliki keseimbangan, yaitu kehidupan flora diimbangi dengan faunanya. Coba bayangkan! Bagaimana jika birunya pantai dan indahnya laut tanpa biota terumbu karang dan aneka jenis ikannya? Hutan tropis yang terhampar luas nan hijau tanpa mamalia, reptilia dan satwa burung-burung yang beraneka ragam dan endemik didalam hutannya? Sungguh menyedihkan bukan.

You Might Also Like

0 komentar: