Escape Kepulauan Seribu ( #KembaliKeLaut, 1-2 )
And put on my best suit
Got in my car and raced like a jet
All the way to you..”
Got in my car and raced like a jet
All the way to you..”
Lagu yang indah menemani pagi yang indah, hari
ini saya dan teman-teman Laskar Pencari (Pemuda Indonesia Cinta Bahari) akan berangkat ke Pulau Tidung,
readers J
Mungkin buat kamu yang tinggal di sekitar
Jakarta dan emang punya hobi kelayapan kaya
saya apalagi ke laut dan pantai, pasti udah pernah datang ke pulau cantik ini.
Tapi kali ini misi kita bukan cuma sekedar jalan-jalan. Saya mengikuti kegiatan
para pemuda-pemudi yang tergabung dalam Laskar Pencari ini untuk mengobati rasa
kerinduan pada lautan. Maklum, karena besar di wilayah pesisir dan selalu dekat
dengan laut jadi begitu migrasi ke kota besar yang akses buat ke lautnya rada’
susah maka rindu saya semakin menggebu-gebu dengan pantai dan air asinnya laut
biru serta ikan-ikan penghuninya (hehe, anak pulau ini!) Nah, selain itu.
Kegiatan Laskar Pencari ini sesuai dengan ideology saya sebagai pecinta
lingkungan bahari. Menyadarkan masyarakat Indonesia untuk semakin mencinta laut
Indonesia yang luas dan indah sekali ini tetapi juga tidak lupa untuk menjaga
dan merawat keseimbangan ekosistemnya.
Nah, kembali ke topic ( bukan tukul ya, bukan
laptop soal e :D )
Ada tiga alternative pelabuhan yang bisa
dipakai untuk menyeberang ke kepulauan seribu. Pelabuhan Ancol buat kamu yang
banyak duit, karena disana itu tempat parkirannya speedboat dan ferry exclusive
buat wisatawan kelas menengah atas. Kemudian, buat kamu yang ingin liburan ala
gembel atau BAB (Biasa Aja Biasa banget)
bisa naik perahu motor biasa dari Pelabuhan Ikan di Muara Angke dan Muara
Kamal. Sedikit inpoh buat kamu yang
pengen ke kepulauan seribu tanpa harus menggunakan jasa tour and travel bisa
membayar ongkos transportasi sebesar Rp. 35.ooo,- untuk sekali jalan.
Ada hal yang sangat saya sukai begitu kami
memasuki gerbang pelabuhan Muara Angke, bau amis khas ikan segar yang menguap
di setiap sudut pasar. Khas wilayah pesisir yang biasanya hanya saya dapatkan
ketika ikut ibuk belanja di Pasar Ikan Kota Tanjungpinang waktu masih kecil
dulu. Orang-orang lalu lalang dengan segala aktifitas jual beli, meskipun
sangat disayangkan kebersihan pasar masih kurang terjaga. Genangan air
kehijau-hijauan bekas dari tumpahan air bak ikan yang dibiarkan mengeluarkan
aroma menyengat meskipun tidak ditambah dengan sampah berserakan seperti khas
pasar tradisional lainnya. Sedikit disayangkan.
Saya bersama para ladies di Laskar Pencari |
Kamu juga bisa gabung di aksi campaign kita dengan aplut poto kegiatanmu selama dilaut ke twitter @KPN_Today dan kasih hashtag #KembaliKeLaut |
Trus, apa aja sih yang kita lakuin di pulau
tidung selama 2 hari 1 malam kemarin? Kita panas-panasan, lompat dari jembatan,
ditarik, dihempaskan dan dilempar, ngasih sarapan ikan, dan jadi pemulung J
Hari pertama begitu tiba di pelabuhan saya dan
semua teman-teman mengendarai sepeda yang sudah kami pesan sehari sebelumnya
dari ibu homestay tempat menginap. Sebenernya kita bisa saja tidak menyewa
sepeda dan memilih untuk berjalan kaki, tapi mengingat spot strategis dari
onjek wisata di pulau itu jaraknya ujung ke ujung mungkin akan sangat memakan
waktu untuk pergi ke masing-masing tempatnya. Lagian harga sewanya juga
tergolong murah kok. Cuma bayar dua ribu rupiah aja kamu bisa pake sepeda tsb
sepuasnya selama berada di pulau tidung (
ya iyalah, masa sepedanya juga mau dibawa pulang! :D )
Kita lagi ditarik, dihempaskan dan dibanting. Ini watersport yang tersedia di pulau tidung. Namanya donat air. |
Saya yang pake baju biru, dengan gaya paling tengil :D *roftl |
Orang-orang yang berhasil mengalahkan rasa takutnya :) |
Tapi menurut saya, terjun dari jembatan dengan
ketinggian hampir 10 meter tsb bukan tentang doa, pembuktian ataupun ungkapan
rasa cinta kamu terhadap seseorang tetapi lebih kepada bagaimana kamu dapat
mengalahkan rasa takut didalam dirimu dengan menghadapinya. Saya telah
membuktikannya!
Beberapa teman-teman cowok Laskar Pelangi sudah
terjun bahkan ada yang sudah terjun dan mengulangi lagi, sementara saya masih
berdiri disitu berpikir keras tentang apa yang harus saya lakukan agar berani
melompat. Memang kebanyakan orang-orang yang terjun dari jembatan tsb adalah
pria dan pada hari itu sayalah si breakthrough
karena menjadi perempuan pertama yang melompat dari jembatan, entah saya tidak
tahu dengan hari sebelumnya. Awalnya saya merasa sedikit takut tapi kemudian
saya berkata kepada diri saya sendiri, “Ini hanya hal kecil. Saya akan
melakukan lebih daripada ini!” Lalu…blushhh..suara air berkecipak hanya itu
yang saya ingat setelah saya melangkahkan kedua kaki keudara kemudian saya
berenang ke tepian dan…mengulangi sekali lagi! ( ps: ketagihan )
Bagi saya dan beberapa teman lainnya yang sudah
melompat dan mengatasi rasa ketakutan ataupun penasaran mereka akan menganggap
melompat dari jembatan tinggi itu tidak menakutkan lagi karena mereka telah
melakukannya. Tapia da seorang teman kami, Mbak Tarti namanya. Beliau adalah
seorang guru di Tangerang yang juga tertarik untuk ikut kegiatan Laskar
Pelangi.Tadinya Mbak Tanti inilah yang sounding
agar saya dan seorang teman perempuan lagi juga ikut terjun bersama teman
laki-laki lainnya tapi justru dialah yang akhirnya paling tidak berani
diantaranya kami bertiga, para perempuan di Laskar Pencari.
0 komentar: