Escape Kepulauan Seribu ( #KembaliKeLaut, 2-2 )
Mbak Tanti yang berprofesi sebagai guru
akuntansi ini adalah orang yang ramah dan positif, setidaknya itulah gambaran
ketika pertama kali bertemu dengannya. Beliau juga yang memotivasi saya dan
Ratih untuk terjun dari Jembatan Cinta dan mengatakan bahwa kami perempuan juga
berani melakukan hal-hal gila. Tapi beliaulah orang yang paling terakhir diantara
kami yang melompat dan membuktikkan kata-katanya. Mbak Tanti jugalah yang
paling eyecatching pada saat itu, menarik minat para wisatawan
untuk naik ke jembatan dan melihat keramaian apa yang sedang terjadi. Karena
kelompok Laskar Pelangi yang terdiri dari anak-anak diatas normal ini cheering mbak
Tanti selama kurang kebih 3 jam agar beliau benar-benar mau untuk ikut terjun
dari Jembatan Cinta.
Selama hampir 3 jam itu pulalah segala
motivator didatangkan untuk meyakinkan diri mbak Tanti agar berani melawan rasa
takutnya, mulai dari Paul McCartney sampai Mario Teguh ( Hahaha..pasti readers nganggap ini bercanda kan,
padahal beneran, ini bercanda! :D ) Dari yang saya dengarkan oleh setiap
motivator-motivator yang menyemangati mbak Tanti antara lain adalah kata-kata:
1.
“Bayangkan jika
orang tua anda ada dibawah sana dan membutuhkan pertolongan anda!”
2.
“Jangan lihat ke
bawah, lihat saja kedepan. Apapun yang menjadi penghambat anda di masa lalu
lupakanlah. Melangkah saja kedepan dengan berani!”
3.
“Langkah kecil
itu merubah segalanya!”
4.
“Bagaimana anda
melawan rasa takut anda adalah gambaran bagaimana anda akan sukses di kemudian
hari.”
5.
“Didalam diri
kita itu ada keinginan yang kuat. Keinginan saya adalah melawan rasa takut
dengan menghadapinya!”
Guess this girl? |
Kata motivasi yang terakhir itu dari saya readers karena terus terang mendengar
berbagai kata-kata pembakar semangat yang diucapkan oleh setiap penonton dan
penggemar mbak Tanti saya jadi ikut-ikutan greget.
Bahkan ada seorang bapak-bapak yang sepertinya juga penjaga antai tsb rela
mendampingi mbak Tanti hingga beliau mau terjun. Meskipun pada akhirnya kami
berdua ( saya dan si Bapak yang
mendampingi mbak Tanti selama berjam-jam ) melakukan sedikit kebohongan, karena di detik terakhir
kita mbak Tanti akan melompat kami sedikit
…sedikit aja lho readers,
mendorong mbak Tanti sampai akhirnya beliau terjun bebas dari Jembatan Cinta
setelah penantian kami ( Laskar Pelangi
dan seluruh hadirin di Pantai Tanjung Timur ) selama berjam-jam. Tapi saya
merasa sedikit terbebani ketika pulang kembali ke homestay beliau terus-menerus
menanyakan ke saya apakah ada yang mendorongnya atau tidak. Maaf mbak Tanti,
terkadang keberanian itu juga perlu dorongan dari orang lain :D
Oke, itulah tadi sedikit cuplikan cerita
inspiratif dari salah satu anggota Laskar Pencari yang berusaha menemukan
keberaniannya. Oh iya, sebelumnya kita juga sempet main salah satu watersport
yang bener-bener menguji adrenalin, lebih gila dari kora-kora di Taman
Permainan Ancol. Namanya donat air, cara permainannya bekerja adalah beberapa
orang ( tidak lebih dari empat ) akan berpegangan pada pelampung kemudian
pelampung tersebut ditarik dengan sebuah jetboat sambil diputar, dihempaskan
dan dilempar-lempar sampai kami terpental jatuh ke laut lalu kemudian tertawa
menikmati keseruannya seperti orang gila.
"Baby fish, come to feeding!" |
Terumbu karang yang cantik <3
♥
ヽ(*´∀`)ノヾ(´^ω^)ノ♪
ヽ(*´∀`)ノヾ(´^ω^)ノ♪
|
Besoknya kegiatan aksi cinta bahari ini
dilanjutkan dengan snorkeling, yang spotnya juga tidak jauh dari lokasi pantai
tempat sebelumnya kami melakukan kegiatan main ke air. Ke spot snorkeling tidak
naik speedboat tapi lima belas anggota Laskar Pelangi menaiki dua buah banana
boat yang ditarik sampai ke spot snorkeling lalu kemudian kami ditinggal begitu
saja oleh si mamang speedboat. Yeay! Banyak…itu kata pertama saya, kemudian
besar…itu kata kedua saya. Apanya?! Terumbu Karangnya…
Yah, meskipun Laut Kepulauan Riau jauh lebih
cantik dan terumbu karang dan ikannya. Tapi, karena ( sekali lagi ) saya sudah lama tidak melihat pemandangan bawah laut ( padahal
baru hampir 4 bulan :D ) tapi laut di Pulau Tidung benar-benar mengobati homesick saya terhadap lautan. Mengagumkan karena
memperhatikan sepanjang area spot snorkeling tersebut saya memperhatikan semua
terumbu karang hidup dengan subur dan ikan-ikannya juga beragam. Ini menandakan
bahwa ekosistem laut di Pulau Tidung sangat terjaga, sama seperti di Pantai
Beralas Pasir di Pulau Bintan, rumah saya.
Sunset di backyard homestay kita. |
Sunrise di backyard homestay kita. |
Tidak lengkap rasanya kalau ke Pulau Tidung
tidak melihat matahari terbit dan terbenam. Meskipun berhasil menangkap momen
tersebut tetapi saya tidak sempat mengabadikannya lewat lensa kamera, maklum hp
saya stupidphone bukan smartphone jadi suka ngajakin berantem
pada momen yang seharusnya penting malah ngadat. Tapi malah pas waktu pulang
kerumah hp nya bisa nyala lagi ( tuh kan stupidphone
) jadinya kedua momen tsb diabadikan oleh hp temen saya tapi ga di spot
melihat sunrise dan sunset yang kami datangi melainkan di backyard rumah homestay yang kami
tinggali. Toh juga tidak kalah indah momennya. Itu baru Smartphone!
Nah, Lalu dimana
letak kegiatan aksi kampanye kami untuk menyelamatkan lingkungan bahari?
Disinilah teman-teman. Meskipun di Pulau Tidung banyak petugas kebersihan yang
senantiasa membersihkan pantai tapi masih ada juga sampah yang dibuang
sembarangan. Selama liburan kesana kami juga mengamati setiap orang yang
membawa barang-barang kemasan ( khususnya produk makanan dan minuman ) kemudian
membuang di sembarangan tempat setelah habis dikonsumsi. Kami, dengan maksud
tidak menyombongkan diri melakukan aksi penyadaran langsung tanpa banyak
basa-basi memungut sampah yang mereka tinggalkan untuk dibuang ke tempat yang
seharusnya, tempat sampah.
Memang, tidak mudah untuk menyadarkan
orang-orang bahwa membuang sampah ditempatnya sangat mudah untuk dilakukan.
Toh, di Pulau Tidung sudah banyak disediakan tempat sampah, orang-orang tidak
perlu mencari tempat sampah yang jauh karena hampir disetiap spot tersedia
tempat sampah. Seperti contohnya, ketika kami sedang melakukan kegiatan terjun
dari Jembatan Cinta ada beberapa pengunjung yang membuang botol plastic dan
bungkus snack dari atas jembatan. Padahal dibawah, didekat tangga jembatan ada
dua tempat sampah yang telah disediakan. Kami tidak menegur orang tsb dengan
kata-kata, karena menyadari hal itu mungkin tidak berguna pada saat itu. Saya,
Ratih dan Elmo memungut sampah botol air mineral dan bungkus snack yang dibuang
di bawah jembatan sambil berenang. Beberapa orang melihat aksi kami adapula
yang nyeletus, “Ngapain diambil mbak ntar juga hanyut ke tempat lain.” Kami
hanya tersenyum, biarkan saja setiap orang menafsirkan arti perbuatan kami dengan
cara mereka masing-masing.
Kemudian juga ketika snorkeling sambil berenang
menuju tepian kami memunguti sampah yang terapung yang kami temui. Yah, jadinya
ketika pulang melaut kami mendapat banyak tangkapan, tangkapan sampah hahaha :D
Sebelum pulang, semua anggota Laskar Pelangi
melakukan aksi volunteer memungut smpah yang masih dibuang sembarangan oleh
pengunjung. Bahkan tidak sedikit pengunjung yang masih ada disekitar pantai
meninggalkan sampah di tempat yang seharusnya dijaga keindahannya. Lagi-lagi,
aksi ini mungkin memang tidak mudah. Orang-orang akan menganggap kami nyeleneh,
banyak tingkah maupun mencari perhatian. Tapi kami tidak peduli, toh keindahan
dari kebersihan tsb mereka juga yang menikmatinya nanti. Ketika sedang
memunguti sampah di sekeliling pantai, mbak yang nyewain kita alat snorkeling
menyapa begini, “Ngapain dipungut mas, ntar aja!” sapanya pada elmo yang sedang
menggendong trashbag ( gayanya emang mirip pemulung waktu itu readers :D ) Kemudian Elmo menjawab
sambil tersenyum, “Iya mbak gak papa, kita cuman sedikit iseng” katanya enteng.
Saya salut, selalu berada diantara orang-orang
yang positif. Mereka membagikan energy yang luar biasa, anak-anak Laskar
Pencari adalah kesekian kalinya paradox pemuda yang masih peduli dengan
sekitarnya. Bukan pemuda apatis yang hanya memiliki lingkup kecil sebatas
dirinya dan kesenangannya saja. Tapi Pemuda-Pemuda Indonesia yang luar biasa
dengan pemikiran out of the box dan
rasa cinta terhadap Tanah Air Indonesia yang sangat dalam. Saya akan selalu
mencari, menemukan dan menciptakan energy positif dimanapun saya berada.
Begitulah janji saya sejak dulu, dan saya selalu berusaha melakukan itu!
Sejarah Beberapa
Pulau Sebelum Pulau Tidung
FYI, jika kamu naik kapal motor ukuran sedang
ke Pulau Tidung akan memakan waktu perjalanan sekitar 2,5 jam untuk sampai
kesana. Nah selama perjalanan akan terlihat pulau-pulau lainnya juga termasuk
kedalam Kabupaten Kepulauan Seribu. Berikut akan sedikit saya ceritakan
mengenai beberapa pulau yang akan ditemui sebelum sampai ke pulau tidung.
Yang pertama kamu akan temui adalah deretan
tiga pulau yang terdiri dari Pulau Bidadari, Pulau Onrust dan Pulau Cipir.
Pulau Bidadari ini terdiri dari beberapa resort mewah, dibelakangnya ada sebuah
pulau pasir dengan sebuah puing bangunan jaman Belanda yang masih tersisa.
Pulau Kelor namanya, Pulau ini sangat terkenal karena pernah digunakan sebagai
tempat pernikahan artis dan juga sering digunakan untuk syuting. Nah
disebelahnya kirinya ada Pulau Onrust, dipulau ini terdapat lebih banyak
sisa-sisa bangunan peninggalan Belanda yang sudah tidak terpakai. Konon menurut
sejarah dahulunya Pulau Onrust dan Pulau Cipir memiliki jembatan yang saling
menghubungkan, tapi jembatan tersebut sudah lama runtuh karena rapuh dan tua.
Nah, pada masa penjajahan Belanda para Jemaah haji yang akan diberangkatkan ke
Mekkah, sebelum diberangkatkan mereka dipaksa untuk bekerja dahulu oleh Belanda
baru kemudian dikirimkan ke Mekkah dengan kapal. Namun karena banyak calon Jemaah
yang jatuh sakit akhirnya dibangun sebuah pusat kesehatan di seberang pulau,
yaitu pulau cipir. Meskipun sudah dibangun pusat kesehatan tapi tetap saja
banyak calon jamaah yang meninggal sebelum mereka berhasil berangkat ke tanah
suci karena sudah kehabisan tenaga dan jatuh sakit karena sering dipaksa
bekerja keras. Nah kemudian para calon Jemaah haji yang meninggal tsb
dikuburkan di pulau cipir.
Kemudian ada Pulau Untung Jawa, pulau ini
lumayan besar habitat ( hewan kali habitat, ekosistem ! :D ) didalam pulau juga
banyak terdapat resort mewah dan juga rumah-rumah penduduk. Kemudian ada Pulau
Monyet, yang merupakan termpat penangkaran dan habitat alami monyet bakau.
Sebenernya nama pulau ini Pulau Edam, Cuma orang-orang sering nyebut Pulau
Monyet karena emang ciri khasnya ya…monyet!! ( biasa aja woiy nyebut monyetnya… :D ) Disekitar perairan tsb hingga
ke Pulau Rambut perairannya masih kurang terlalu bagus, karena polusi air
akibat libah industry dan sampah yang dibuang sembarangan dan berpengaruh
hingga ke perairan sekitar pulau tsb menyebabkan airnya terkontaminasi
kotoran-kotoran yang menyebabkan air laut tsb menjadi keruh. Langit
disekitarnya juga jika diperhatikan tidak berwarna biru cerah seperti jika
berwisata ke pulau-pulau di daerah lain yang merupakan ciri khas pulau tropis
di Indonesia. Warna abu-abu menyelubungi pinggiran horizon langit di sekitar
pulau-pulau tsb bahkan juga sampai ke Pulau Tidung.
Kegiatan industry dan aktifitas kendaraan
bermotor di Pulau Jawa yang berdekatan dengan Kepulauan Seribu secara langsung
mempengaruhi lingkungan air dan udara disana. Meskipun kita tidak bisa secara
langsung merasakannya tetepi keta dapat memperhatikan dari keindahan alam yang
berkurang kualitas karena efek dari polusi yang dihasilkan dari daerah Jakarta
dan sekitarnya.
Manusia sangat mencintai keindahan. Mereka mencari
dan memburu keindahan alam tetapi lupa bahwa untuk mendapatkan semua itu kita
harus sadar bahwa kitalah sendiri yang dapat menciptakan keindahan alam dengan
menjaga dan melestarikan keberadaan ekosistemnya.
Escape Kepulauan Seribu ( #KembaliKeLaut, 1-2 )
Tendangan Solar Energy!! Buahahaha ( tertawa ala Malefecient )
|
0 komentar: